EPICNEWS JEMBER – Siapa yang tidak kenal dengan Yuli Indahwati, S.H., M.Kn yang akrab disapa Mbak Yuli di dunia perkopian. Sudah banyak galeri produk KOBER Indonesia yang digelutinya tersaji di kafe-kafe hotel berbintang di berbagai daerah.
Namun begitu, tidak banyak yang tahu, ternyata selain menggeluti dunia perkopian, warga Jl. Darmawangsa 169 A Rambipuji ini, juga konsentrasi mengapai asa menggeluti bidang kenotariatan. Bakat terpendam Yuli sebenarnya sudah terlihat sejak kecil. Semenjak mengenyam pendidikan SD Rambipuji 02 lalu melanjutkan jenjang pendidikan SMP Negeri 1 Rambipuji dan SMA Negeri Jember, Yuli dikenal familiar dan banyak temannya.
Hingga akhirnya, dia melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Jember. Setelah lulus, Yuli melanjutkan pendidikan program Magister Notariat Universitas Jember. “Sebenarnya tahun 2007, saya diterima masuk S2 Magister Notariat UGM. Tapi saat itu suami tidak mengizinkan,” ujarnya. Bahkan, pada tahun 2009, Yuli berkompetisi lagi masuk ke Universitas Airlangga (Unair) untuk program Magister Notariat.
“Saya juga diterima waktu itu. Tapi hal yang sama terjadi. Saya belum diizinkan suami untuk melanjutkan jenjang S2,” ujarnya mengenang masa lalu. Meski begitu, Yuli tidak pernah patah arang untuk tetap semangat mengenyam pendidikan lebih tinggi.
Setelah suaminya meninggal pada tahun 2013, semangat dan niat untuk menempuh jenjang S2 masih besar. Hingga kemudian, pada tahun 2014, dia mendapatkan informasi jika Universitas Jember membuka Program Studi MKn. “Saya menjadi mahasiswa MKn angkatan pertama,” ungkapnya.
Yuli sempat menceritakan lebih detail kisahnya ini. “Pada akhir pendaftaran calon mahasiswa baru MKn tersebut, seorang teman telepon agar saya ikut berkompetisi. Padahal waktu itu, saya sudah lupa dengan cita-cita saya jadi notaris,’ ujarnya lalu tersenyum.
“Seperti mimpi. Hari terakhir pendaftaran ikut daftar, besok paginya harus ikut test. Alhamdullillah. Allah meridhoi,”
Nasib baik masih berpihak pada Yuli. “Alhamdullillah, saya bisa lolos meski semua dadakan. Seperti mimpi. Hari terakhir pendaftaran ikut daftar, besok paginya harus ikut test. Alhamdullillah. Allah meridhoi,” ujarnya bersyukur.
Dalam proses kuliah notaris, tentu tidak semuda yang dibayangkan Yuli. Apalagi, saat itu, dia sudah ditinggal suaminya. “Karena single parent harus berjuang untuk bertahan hidup. Untuk memenuhi biaya kuliah diri sendiri dan juga biaya untuk putra laki-laki saya yang menjadi amanah almarhum suami,” ujarnya.
Bukan Yuli namanya kalau begitu mudah menyerah dengan keadaan. Boleh dikata, sosok Yuli ini haus untuk berbuat, haus akan pengetahuan, dan penuh kreativitas. Pada tahun 2017, akhirnya lahirlah KOBER Indonesia yang dibangun karena adanya komitmen bersama.
Sebelumnya, ketika suaminya masih ada, kata Yuli, dirinya merintis Frans Computer “Itu setelah saya resign dari Astra Mobil Daihatsu.
Pada tahun 2018, saya lulus dari Mkn Universitas Jember, selanjutnya mengikuti semua proses menjadi notaris/PPAT yang begitu panjang,” paparnya.
Saat ini, Yuli telah menjadi anggota luar biasa dari Ikatan Notaris Indonesia (INI) dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT). “Beberapa bulan lalu, saya sudah lolos verifikasi PPKJN dr KemenhumHAM. Selanjutnya menunggu UKEN, proses penggangkatan dan sumpah jabatan untuk notarisnya,” ujarnya.
Masih menurut Yuli, sedang untuk PPAT, semua proses sudah dilaluinya. Kini, tinggal menunggu ujian PPAT dari kementrian ATR/BPN yang InsyaAllah dilaksanakan bulan Januari 2022 nanti. Meski sibuk mengurusi usahanya, dia masih bisa lulus Uji Kompetensi Pengelola Lembaga Kursus & Pelatihan yang dikeluarkan Kemendikbud. Sekaligus menjadi Instruktur Kompeten Tehnologi Pembelajaran dari BNSP. “Saya juga menjadi Assesor Kopi Dari BNSP. Di usia yang sudah nggak muda lagi, saya tetap berusaha belajar dan berproses untuk lebih baik. Semoga Allah ridho dengan semua ikhtiar ini,” doanya. Bagi Yuli, rencana Allah adalah yang paling baik. “Saya akan tetap berjuang , karena Allah pasti akan memberikan yang terbaik,” ujarnya. (epic)