Pasangan Politisi Panutan

Oleh Moch Eksan *)

Pasangan Politisi Panutan

Oleh Moch Eksan *)

Irjen Pol (Pur) H Machfud Arifin dan Hj Lita Machfud Arifin merupakan pasangan suami istri yang berhasil duduk menjadi anggota DPR RI. Mahfud berangkat dari Dapil Kalimatan Selatan II dan Lita berasal dari Dapil Jatim I. Keberhasilan pasangan suami istri asal Surabaya ini menjadi inspirasi bagi keluarga politisi lain yang ingin mengikuti jejaknya dalam berkiprah di dunia politik.

Banyak pasangan suami istri yang ikut bertarung memperebutkan kursi wakil rakyat. Namun, sedikit di antara mereka yang keduanya sama-sama berhasil memenangkan pemilu yang paling barbar ini. Sebab, banyak istri yang maju yang sekadar memenuhi syarat 30 persen keterwakilan perempuan.

Machfud-Lita berbeda. Pasangan yang sudah menikah 5 Oktober 1990 ini, sama-sama serius mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Keduanya kompak meniti karier menjadi politisi dari Partai NasDem. Dan keduanya berhasil menjadi anggota parlemen Periode 2024-2029.

Lilik Fadhilah, Ketua Muslimat NU Surabaya beberapa tahun lalu mengatakan bahwa Machfud-Lita merupakan pasangan keluarga harmonis yang bisa jadi panutan. Dulu mereka diidolakan menjadi panutan keluarga Surabaya, sekarang justru bisa dijadikan contoh bagi seluruh keluarga Indonesia.

Di tengah angka perceraian yang tinggi. Terutama di keluarga politisi yang gagal dalam momentum politik elektoral. Machfud-Lita berhasil melalui kegagalan Pilwali Surabaya 2020, menjadi kesempatan meraih kemenangan bersama. Dan terbukti, perjuangannya untuk terus berbakti pada Ibu Pertiwi, dan usaha selalu bermanfaat pada rakyat, melalui jalur politik dikabulkan oleh Allah SWT.

Machfud-Lita adalah dua sejoli Senayan yang sedap dipandang mata. Publik pasti senang pasangan yang bertaut 12 tahun ini, Machfud (lahir 1960) dan Lita (lahir 1972), tampak selalu mesra. Menariknya, kemesraan keduanya sangat natural dan bukan pencitraan.

Tampak, Mahfud-Lita duduk berdampingan pada jajaran kursi di Ruangan Rapat Paripurna DPR RI. Selain, bila berjalan berdua bergandengan tangan. Terlihat sangat mesra seperti pasangan anyar yang masih melewati bulan madu.

Usia pernikahan Machfud-Lita pada 5 Oktober mendatang, akan memasuk 34 tahun. Usia pernikahan yang telah melewati usia perak dan sedang berjalan menuju usia emas. Tentu, pernikahan lebih tiga dekade ini telah melalui badai dan ombak dalam kehidupan rumah tangga. Pasti, mereka punya tips jitu untuk menjaga dan memelihara kehangatan hubungan sebagai suami istri dan orang tua bagi putra-putrinya.

Machfud-Lita adalah sedikit dari banyak keluarga politisi yang memilih jalan setia pada pasangannya sampai detik ini. Sebab, godaan keluarga politisi sangat besar dengan segala fasilitas dan peluang yang dimiliki. Tak jarang dari mereka memilih jalan berbagi, baik sembunyi maupun nampak.

Dalam konteks ini, ada banyak ragam keluarga politisi dalam memperlakukan pasangannya.

Pertama, banyak politisi yang mendomistikkan pasangannya masing-masing. Publik sulit untuk mengakses informasi perihal istri atau suaminya. Sehingga, banyak yang awam terhadap siapa sebenarnya pasangan politisi yang bersangkutan. Mereka lebih senang membatasi keluarga dalam ruang privat saja. Sikap ini menjaga privasi keluarga yang rentan diterpa dengan issu negatif perihal kehidupan pribadi dan keluarganya.

Kedua, tak sedikit politisi yang memberikan kebebasan untuk pasangannya berkiprah di luar politik. Mereka didorong untuk terjun di bidang bisnis, pendidikan dan sosial. Jalan yang berbeda ini untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan keluarga. Kadang sama-sama sukses, ada yang salah satunya gagal. Dan ada pula yang sama-sama gagal.

Ketiga, keluarga politisi yang totalitas di dunia politik. Ini keluarga yang menjadi sumber rekrutmen calon legislatif maupun eksekutif. Masyarakat percaya terhadap darah biru kekuasaan dalam diri anggota keluarga tersebut. Dan pendidikan politik dalam keluarga menjadi tradisi yang turun menurun.

Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), mencatat bahwa ada peningkatan jumlah anggota yang terindikasi dinasti. Pada 2019, terdapat 48 anggota DPR RI yang punya hubungan perkawinan dan keluarga. Pada 2024, jumlah ini meningkat menjadi 79 anggota. Di antara mereka: ada yang suami istri, ada yang orang tua anak, ada paman ponakan dan lain sebagainya.

Jimly Asshiddiqie sedari awal sudah memotret realitas politik Indonesia kontemporer yang kian membiru. Ini menyangkut prilaku politik pasca Reformasi 1998 yang bentuk republikanisme dan bertindak ala monarkhisme. Pakar hukum tata negara dari UI tak mengatakan ini benar atau salah. Itu realitas yang harus disampaikan dalam meningkatkan kualitas demokrasi.

Tampilnya Machfud-Lita merupakan realitas yang merepresentasikan aspirasi rakyat yang ingin diwakili oleh keluarga politisi panutan. Mereka keluarga yang terbukti dan teruji kesetiannya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kemenangan memperoleh suara terbanyak di dapilnya adalah cermin bahwa rakyat tak peduli dengan politik dinasti. Ini diskursus yang sangat elitis. Demokrasi tak mengharamkan politik dinasti, selagi keluarga politisi itu terpilih melalui pemilu yang luber dan jurdil.

Machfud-Lita sudah mendapat mandat rakyat untuk menjadi oase dari krisis ketauladanan dalam keluarga. Negeri ini butuh contoh, politisi yang sukses karier politik dan keluarga sekaligus. Perjalanan rumah tangga tokoh asal Surabaya dan Palembang ini, menjadi pelajaran berharga bagi keluarga Indonesia. Semoga!!!.

*)Moch Eksan adalah Pendiri Eksan Institute dan Penulis Buku “9 Asketisme Politik Kontribusi Surya Paloh Dalam Merestorasi Politik di Indonesia”.