Tanggul Kulon, Desa Pendonor

EPICNEWS TANGGUL – Pindah sementara. Di balai Dusun Krajan, Tanggul Kulon. Sejak kantor desanya, direnovasi total. Diperbaiki. Supaya tambah bagus. Pelayanan agar tambah prima. Sudah ketiga kalinya. Mulanya, di kantor desanya. Dihadiri langsung, Ketua PMI Jember E.A Zaenal Marzuki. Sekaligus mendeklarasikan Desa Pendonor.

DONOR DRAH: Warga berduyun-duyun mendonorkan darah di Balai Desa Tanggul Kulon

Selalu kehabisan kantong darah. Warga antusias mendonorkan darahnya. Sama seperti hari ini, Senin (3/1). Sebanyak 50 kantong darah, ludes. Banyak warga yang terlanjur antri, terpaksa pulang. Meski demikian, warga tak kecewa. Mereka yakin, niat mendonorkan darahnya, meski gagal, sudah dicatat kebaikan amal ibadah.

“Meski kehabisan endak apa-apa. Berarti sudah banyak warga yang peduli. Kalau saya, bisa di tempat lain di lain waktu,” tutur Ustaz Fadholi. Dia mengaku memilih langganan donor di Tanggul Kulon, karena perangkat desanya ciamik memfasilitasi. Pendonor yang datang, dituntun ke tempat antrian. Formulir, dibantu dituliskan. Sampai tuntas penusukan jarum suntiknya.

Yuli, seorang petugas PMI Jember, mengapresiasi keseriusan Pemdes Tanggul Kulon. Tentu karena antusias pendonor yang tinggi. Bahkan data yang berhasil dihimpun, tak hanya warga Tanggul Kulon yang berpartisipasi. Sejumlah warga desa lainnya di Tanggul, ikut hadir berbagi darah.

Suksesnya setiap penyelenggaraan donor darah di Tanggul Kulon, tak lepas dengan cara mempublikasi. Bahkan, jejaring pemdes dimainkan. Melibatkan RT/RW serta mengundang tokoh agama dan masyarakat. “Donor pertama kepala desa dan istri. Baru kemudian perangkat desa. Memberikan contoh,” tutur Arifin Wahyuono, Kades Tanggul Kulon.

Dia tak segan menginformasikan jauh hari, ke masyarakat yang datang ke kantornya, saat mengurus keperluan administrasi pemerintahan. “Saat melayani masyarakat, sekaligus kami tawarkan, bersidia didonor?. Jika mau, kami data. Saat hari pelaksaan, kami undang,” terangnya.

Bagi Arifin, donor darah sikap mulia, membantu saudara yang membutuhkan. Selain itu, pengalamannya selama donor darah, tubuhnya terasa lebih sehat. Karena yang diyakini, sel darah pasca donor mengalami peremajaan. “Kami bangga, sebutan desa pendonor seimbang dengan animo masyarakat yang tinggi,” pungkasnya. (ref)

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_imgspot_img