Telaten Ajari Make UP Penyandang Disabilitas

Sekolah Make Up Sie-Sie Ajari Anak-Anak Disabilitas Make UP

JEMBER – Tidak semua orang dapat dengan mudah menjadi pengajar dan pembimbing makeup artist (MUA). Butuh kreatifitas, jiwa seni, dan kegigihan untuk menjadi MUA. Belum lagi ada tantangan dan kepedulian lebih saat mengajari makeup para penyandang disabilitas agar punya keahlian khusus makeup seperti lainnya. Tapi bila sudah menjadi keahliannya, hal itu dirasakan lebih mudah.

Ini pula yang terlihat dari sosok Mimin Zakaria, Owner Sekolah Make Up Sie-Sie. Mimin yang sudah melalangbuana mengajar sekolah make up hingga tingkat nasional ini, kini punya anak didik penyandang disabilitas. Perempuan cantik yang kerap menjadi juri dalam berbagai ajang pemilihan talent berbakat dan fashion show ini, memang punya perhatian khusus terhadap pendidikan para penyandang disabilitas. Bahkan, saat Mimin berkunjung ke sekolah penyandang disabilitas, dia tampak sangat akrab dengan anak-anak di SLB Negeri Branjangan, Desa Bintoro, Kecamatan Patrang , Kabupaten Jember ini.

Mimin Zakaria Owner Sekolah makeup Sie-Sie mengajari-Make-Up-Anak-Anak disabilitas

“Saya ingin meski memiliki kekurangan, soal kemampuan merias, paRa penyandang disabilitas ini punya kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki perias lainnya,” ujar Mimin.

Meskipun tugasnya padat sebagai, makeup artist dan mengajar di kelas makeup miliknya, Mimin yang tampil fashionabel ini masih menyempatkan diri mengajari anak-anak disabilitas merias. Kesibukan mengajari anak difabel merias dilakukan ketika sebelum berangkat mengajar di sekolah makeup Sie-Sie miliknya.

Sosoknya Mimin kini benar-benar menjadi sahabat bagi anak disabilitas untuk belajar bersama. Dengan fasilitas yang dimilikinya, Mimin rela dan ikhlas mengajarkan makeup kepada anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.

Justru, saat mengajar anak-anak disabilitas, Mimin mendapatkan pengetahuan baru bagaimana mengajarkan anak-anak disabilitas memakai makeup dari sentuhan tangan. “Mengaplikasikan makeup bagi penyandang disabilitas menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Bagian yang paling sulit diterapkan adalah cara menggunakan bulu mata,” tegasnya.

Dijelaskan, materi pertama yang diberikan diawali dari pengenalan alat bantu makeup, seperti kuas, busa perata atau spons, dan penjepit bulu mata. “Ada tiga macam kuas yang diperkenalkan dengan cara memegang kuasnya, pertama kuas untuk meratakan bedak, kuas untuk menyapukan blush on, dan kuas untuk membentuk garis hidung,” ujar Mimin Zakaria.

“Siapapun bisa tampil cantik, termasuk teman-teman disabilitas. Dengan makeup, mereka juga terlihat segar dan cantik,” ungkapnya.

Tidak kalah penting, kata dia, bagaimana cara menerapkan produk, sekaligus menggunakan alat bantu makeup. “Pertama adalah pelembap, kemudian dilanjutkan dengan jenis kosmetik lainnya,” tegasnya. Siswi SLB Branjangan juga diajarkan teknik mengaplikasikan makeup di beberapa bagian wajah yang sulit, misalnya alis, eye shadow, dan perona pipi. (kev)