PASCA peresmian NasDem Tower pada Selasa, 22 Februari 2022, Surya Paloh melakukan kunjungan kerja (kunker) pada tiga propinsi berturut-turut. Yaitu Jawa Timur, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Kunker ini satu rangkaian dengan pembangunan NasDem Tower untuk membangkitkan kebanggaan berpolitik, berpartai dan berNasDem sebagai pilar pembangunan demokrasi di Indonesia.
Dalam sistem ketatanegaraan, partai mempunyai privilege sebagai institusi dalam merekrut kepemimpinan nasional dan daerah. Presiden, wakil presiden, gubenur, bupati dan walikota lahir dari rahim partai yang berwenang mengusulkan pasangan calon pada pemilihan presiden (Pilpres) maupun pemilihan kepala daerah (Pilkada). Ini maknanya, partai menjadi pintu masuk kepemimpinan demokratis yang mengendalikan roda pemerintahan di republik ini.
Namun, peran penting dan strategis partai seperti itu tak berbanding lurus dengan tingkat kepercayaan rakyat terhadap partai itu sendiri. Hasil survey dari Lingkaran Survey Indonesia (LSI) dan Indikator Politik Indonesia, menemukan kepercayaan publik terhadap partai sebagai institusi yang berada di posisi buncit, antara 47 persen sampai 65 persen.
Hasil survey di awal 2021 tersebut, membuktikan kepercayaan publik masih menjadi masalah serius dari partai untuk meningkatkan peran dan fungsi dalam infrastruktur dan suprastruktur politik nasional. Surya Paloh tak henti-hentinya menguras fikiran dan tenaga guna memperbaiki citra partai melalui gerakan restorasi Indonesia.
Kendatipun ikhtiar Surya Paloh belum menghasilkan sesuatu yang maksimal dalam merehabilitasi peran dan fungsi partai, tapi minimal telah memberikan harapan baru. Bahwa NasDem bersungguh-sungguh untuk memperbaiki citra buruk partai, sehingga menjadi partai yang berwibawa, kuat dan membanggakan rakyat.
Keberadaan NasDem Tower memberikan pesan publik. Surya Paloh dan anak didiknya benar-benar sepenuh hati mendedikasikan hidupnya untuk berbakti pada Ibu Pertiwi. Semua menyadari untuk memperbaiki kondisi pemerintah dan parlemen mesti harus diawali dari partai.
Di negara demokrasi, kekuasaan negara itu terdapat hulu dan hilirnya. Hulu dari kekuasaan ada partai. Sementara, hilir dari kekuasaan adalah kepresidenan. Namun, pemikiran orang banyak yang tertukar. Ini akibat gagal faham dalam meresapi dan menghayati substansi dari konsep kekuasaan.
Jadi, salah besar, memaknai kehadiran NasDem Tower secara fisik. Ini merupakan kantor partai terbesar di Tanah Air dan markas partai termegah di dunia. Sudah seharusnya, kehadiran NasDem Tower dimaknai juga secara non fisik. Ini episentrum politik gagasan, yang intens memproduksi gagasan baru, dan pusat democratic civility (keadaban demokrasi) yang mencerahkan harapan rakyat.
Dengan demikian, NasDem Tower merupakan Surya Paloh Heritage (warisan Surya Paloh) untuk partai dan Indonesia sekaligus. Tower yang berarti Menara merupakan struktur bangunan tinggi yang menjadi mercusuar partai dan negara. Struktur ini terdiri dari 23 lantai dengan luas bangunan 30 ribu m2.
Memang, NasDem Tower merupakan gedung pencakar langit pertama yang berfungsi politik di Indonesia. Selebihnya adalah gedung pencakar langit yang berfungsi ekonomi dan penanda kemajuan pembangunan arsitektur modern.
Seperti Gama Tower (285,5 meter), Treasure Tower (279,5 meter), Wisma 46 (261,9 meter), Menara Astra (261,1 meter), Sahid Sudirman Center (258 meter), Hotel Raffles (257 meter), Millenium Centennial Center (254 meter), The Pakubuwono Signature (252 meter), Sinarmas MSIG Tower (245 meter), World Capital Tower (244 meter), Autograph Tower Thamrin (382,9 meter), dan lain sebagainya.
Surya Paloh nyata-nyata meletakkan fungsi baru pembangunan tower untuk politik. Ini otomatis menepis oligarki politik yang dikendalikan oleh segelintir kekuatan raksasa ekonomi. Kekuatan politik tak boleh kalah dengan kekuatan ekonomi. Keduanya harus simbiosis-mutalisme dalam mewujudkan Trisakti Bung Karno. Yaitu: berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
NasDem Tower adalah cultural heritage (warisan budaya) yang menjadi jati diri partai ikonik partai dan akan diwariskan dari generasi demi generasi. Di balik gedung yang dibangun selama 18 bulan oleh PT Wijaya Karya (Persero) tbk, PT Wika Bangunan Gedung Tbk, ada pergulatan ide, nilai dan karya yang berlangsung selamanya untuk merestorasi Indonesia.
Barangtentu, NasDem Tower niat dibangun untuk kurun waktu yang panjang. Sepanjang usia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sama sekali bukan dimaksud untuk seumur Surya Paloh, atau anak keturunannya, akan tetapi untuk pengikut NasDem sepanjang masa. Sehingga, menara NasDem, menara Indonesia, dimana di puncak bangunan tersebut tersedia helypad untuk tempat take off dan landing hely restorasi Indonesia.
*)Penulis adalah Pendiri Eksan Institute